Oleh: Kristin Samah
JAKARTA (22/11/2018)—Maka beredarlah petisi melalui change.org, mendesak Menteri Keuangan segera menerbitkan peraturan cukai kantong plastik. Siapa sih yang belum tahu bahaya sampah kantong plastik? Tapi kok ya masih banyak yang demen menggunakannya. Duh…
Nadia Mulya yang menginisiasi petisi beranggapan bila plastik dikenai cukai maka produksi dan konsumsi plastik bisa berkurang. Bener juga ya, produk yang berdampak negatif untuk lingkungan kok dijual murah.
Saya dukung Nadia Mulya. Tulisan ini bukan soal petisi itu tetapi tentang limbah kantong kresek menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Ada dompet, tempat laptop, tas, dan produk luar biasa lainnya.
Awalnya Samuel Wattimena yang memamerkan tas cantiknya. Saya menebak tas itu dari rajutan tali rafia, beberapa teman yang lain juga menduga hal yang sama. Ternyata dari limbah tas kresek hitam.
Adalah dua anak muda yang resah dengan kelestarian lingkungan. Deasy Esterina dan Edward S. Ndoen. Keduanya berkeyakinan sampah plastik bisa didaur ulang menjadi produk yang gak kalah bagus dengan sebelumnya.
Di acara launching Jaga Bhumi II, Rabu (21/11) di Hutan Kota Senayan, Edward yang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) menuturkan, usaha yang mereka rintis bukan sekadar bisnis tetapi karena kepedulian pada kelestarian lingkungan.
Limbah tas kresek dibersihkan, dipotong-potong, dirajut dengan benang hingga menjadi lembaran. Baru kemudian dibentuk menjadi tas, organizer, atau dompet serbaguna. Mereka mengkombinasi dengan kulit, lurik, tenun, atau material lainnya.
Setelah jadi produk yang cantik, plastik limbah itu laku dijual dari yang paling murah Rp 150.000,- hingga Rp 3 juta. Wow… dari harganya tentu bisa dibayangkan kualitas produknya.
Di websitenya, kreskros.com, mereka memakai tagline Plastic Waste is Our Game. Kreskros sendiri kependekan dari kresek yang diolah dengan teknik krose atau crochet. Buruan deh buka websitenya, bantu dua anak muda ini menyelamatkan lingkungan dengan mengolah limbah tas kresek.
Apaan? Gak punya waktu dan gak tekun merajut? Gampang… beli produknya, kurangi sampah mulai dari diri sendiri. Simpel kan? (***)