Sahabat… aku harus menuliskan kisahmu, meskipun mungkin kau tak akan pernah setuju.  Bukan untukmu tetapi untukku, dan untuk sahabat-sahabat kita yang lainnya.

Aku tak berusaha menakut-nakuti atau melarang orang berkenalan dengan banyak orang baru. Namun satu hal yang harus kita pahami bersama, gendam atau hipnotis itu tidak hanya terjadi di terminal atau stasiun angkutan umum, tetapi bisa terjadi DIMANA SAJA. Ya… catat itu, bisa terjadi dimana saja, kalau perlu harus ditambahkan underline dan bold.

Nah, dalam hal apa yang kau alami, percayalah, itu bisa terjadi pada siapa pun. Juga pada orang berpendidikan tinggi dan cerdas sepertimu. Naif kalau kukatakan penangkalnya hanya berdoa. Doa memang penting dan memang segalanya, tetapi kita juga harus tetap berusaha dan berjaga-jaga.

Tawaran orang baru yang mengaku bisa membuat kartu ATM bisa digunakan berbelanja dimana pun tanpa berkurang saldonya, memang menggiurkan. Siapa yang tidak mau? Namun ketika tawaran itu datang,  ingatlah bahwa menggunakan uang yang bukan menjadi hak kita, apa pun itu, merupakan penyalagunaan, pelanggaran, bibit dari hilangnya integritas. Bahkan seandainya ternyata benar orang itu bisa membuat saldo ATM kita tak berubah setelah berbelanja. Jangan ya… jangan tergiur untuk menggunakan apa yang bukan hak kita.

Kalau kau katakan orangnya sangat handsome dan intelektual, tak mungkin dia penipu, ingat baik-baik apa yang kukatakan. Penipu itu bukan orang bodoh. Oleh karena pintar maka dia bisa menipu. Orang Jawa bilang dipinteri atau diakali untuk orang-orang yang dibohongi. Pintar butuh otak, kecerdasan. Jangan terkecoh pada penampilan orang. Mereka akan mendadani diri dengan berbagai cara agar orang berada pada posisi, “nggak mungkin dia bakal bohongin gua.” Kalau perlu dia akan royal memberimu apa yang kau minta baru kemudian dia akan mengambil lebih banyak dari yang kau punya.

Berteman dan berkenalan dengan orang baru di area publik boleh dilakukan tapi jangan kehilangan kewaspadaan. Dukaku untukmu.